Thursday, May 9, 2013

Rekayasa Lalu Lintas (Manusia Sebagai Pengguna Jalan)

Ketajaman mata

 
Ketajaman mata atau pandangan seorang pengemudi atau pengguna jalan mempunyai arti tersendiri dalam perencanaan fasilitas jalan. Pada umumnya para pemakai jalan ini banyak tergantung pada indra penglihatannya ini dalam hal kecepatan untuk melihat dan menangkap semua kejadian pada arus lalu lintas yang kemudian menimbulkan interaksi yang cepat untuk mengambil keputusan mengenai langkah-langkah penyesuaian hingga penyelamatan. Kemampuan ini menurut para ahli akan berubah-ubah (tidak konstan) karena dipengaruhi keadaan dari dirinya sendiri maupun dari luar (lingkungan).

Apabila mata terpusat pada benda yang dilihat maka posisi penglihatan akan membentuk sudut sebesar 3 derajat. Namun, sesungguhnya sudut penglihatan hingga 20 derajat masih dapat memberi kesan yang memadai. Sejak melihat sesuatu, para pemakai jalan butuh waktu untuk mengambil reaksi. Waktu yang dibutuhkan untuk mengambil reaksi ini diperlukan proses psikologis yang di sebut: Perception, Intellection, Emotion, dan Volition yang sering disingkat menjadi PIEV.

Perception adalah proses pemindahan kesan yang ditangkap melalui mata, telinga, atau anggota tubuh lainnya menuju otak melalui jaringan saraf. Besarnya perception time tersebut masih belum ditentukan secara pasti karena banyak sekali variabel yang mempengaruhi keadaan seseorang seperti keadaan psikologisnya, lingkungan, cuaca, dan lain sebagainya.

Intellection merupakan penimbulan perasaan atau pemikiran (ide) atas kesan yang ditangkap. Perasaan atau ide ini muncul setelah perception, dapat berbentuk sederhana atau kompleks. Contoh dalam bentuk sederhana ialah ketika melihat lampu lalu lintas sedang berwarna merah, sedangkan bentuk yang kompleks adalah ketika si pengendara tiba-tiba melihat ada kendaraan atau pemakai jalan lainnya yang menyiap atau tiba-tiba keluar dari persimpangan dengan kecepatan tinggi. Intellection dihasilkan dari pengiriman kesan tertentu melalui jaringan saraf ke otot.

Emotion pada dasarnya mempengaruhi atau mengubah semua keputusan yang dikirim ke otot untuk bertindak. Namun emotion ini menjadi jembatan antara intellection dan volition yang merupakan kehendak akhir yang berupa tindakan.

Volition adalah kehendak untuk melakukan sesuatu tindakan. Dari proses intellection dapat memunculkan beberapa tipe jawaban untuk permasalahan yang dihadapi. Keputusan akhir ini menjadi rekapitulasi proses mulai dari perception hingga emotion. Namun, diluar itu ada beberapa faktor seperti ingatan (memory), kemauan, sikap, dan kondisi fisik dan psikis lainnya juga mempengaruhi pengambilan keputusan untuk bertindak.

Dalam setiap aksinya, proses PIEV tersebut memerlukan waktu sekitar 0,5 detik untuk persoalan sederhana, dan 3 hingga 5 detik untuk persoalan yang lebih kompleks. Namun demikian, ada beberapa peneletian waktu PIEV ini juga berbeda untuk pengendara dari segi gender dan lamanya masa telah berkendara.

Di samping waktu PIEV, masih ada waktu reaksi (reaction time) yang pada dasarnya lebih pendek untuk ransangan yang ditimbulkan oleh suara (telinga), sentuhan (kulit), daripada cahaya (mata). Pengamatan menunjukkan besarnya reaction time tersebut untuk reaksi terhadap cahaya adalah 0,18 detik sedangkan suara dan sentuhan 0,14 detik.

Related Post:

3 comments:

Unknown said...

As reported by Stanford Medical, It is in fact the ONLY reason women in this country live 10 years longer and weigh on average 19 kilos lighter than us.

(And actually, it is not about genetics or some secret exercise and absolutely EVERYTHING to related to "how" they are eating.)

P.S, I said "HOW", not "WHAT"...

CLICK on this link to see if this easy test can help you unlock your true weight loss potential

Rezky said...

jalan mahendradata denpasar

Rezky said...


Cable Locator

Post a Comment

Kritik, Saran, dan Komentar anda sangat kami butuhkan demi kemajuan blog ini, terima kasih telah berpartisipasi.

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...