Kini di Banda Aceh khususnya, profesi juru parkir sepertinya sudah menjadi "tren" baru. Entah bagaimana bisa jumlah juru parkir atau tukang parkir ini melonjak secara drastis. Hal ini dibuktikan dengan semakin banyak area ruko, rumah makan, dan perkantoran yang ada di Banda Aceh, semakin banyak pula juru parkir yang mangkal di sana. Akan tetapi, ada beberapa fenomena yang terjadi yang layak untuk disimak seperti berikut ini:
1. Juru Parkir/Tukang Parkir yang memakai rompi juru parkir. Rompi juru parkir ini seingat saya dahulunya berwarna kuning atau orange sesuai dengan warna untuk pekerja lapangan. Warna kuning atau orange dapat mudah dikenali oleh mata yang dapat berarti peringatan atau hati-hati. Jadi orang yang memakai rompi ini setidaknya lebih aman saat bekerja di jalanan karena pengendara lebih sigap untuk tidak menabraknya. Hal ini dibuktikan dengan alat-alat berat dan rompi pekerja bangunan dan jalan banyak yang berwarna kuning atau orange agar orang lebih hati-hati ketika melintas. Nah, yang anehnya kini rompi juru parkir di Banda Aceh sudah beralih ke warna biru. Saya tidak tahu mengapa bisa beralih ke warna biru, namun isu yang berkembang adalah warna biru ini adalah warna pilihan dari partai pengusung walikota yang menjabat sekarang. CMIIW.
2. Juru Parkir/Tukang Parkir yang menyamakan tarif parkir segala jenis kendaraan. Padahal, pemkot Banda Aceh telah menetapkan tarif parkir untuk sepeda motor atau roda dua adalah Rp 500,00 dan mobil atau roda empat adalah Rp 1000,00. Namun, praktek di lapangannya adalah semuanya dipatok harga Rp 1000,00. Bila anda pengguna sepeda motor memberikan nominal uang Rp 1000,00, maka tidak akan ada kembaliannya Rp 500,00. Alasannya adalah tidak ada uang receh. Meskipun begitu, tukang parkir tetap menerima bila anda memberikan uang Rp 500,00 dan dengan muka merengut dan tidak lagi membantu untuk mengamankan anda untuk bebas keluar dari area parkir untuk kembali ke jalan raya.
3. Juru Parkir/Tukang Parkir yang tidak mengerti peraturan tentang letak atau posisi parkir yang benar pada area parkir sebidang jalan di lokasi tertentu. Parkir di badan jalan banyak dijumpai di area kota Banda Aceh. Ada yang posisi parkirnya bersudut atau lurus sebidang jalan. Untuk itu telah dibuat oleh pemkot beberapa parkir box sehingga kendaraan dapat membedakan yang mana parkir untuk roda empat yang sebidang jalan atau bersudut dan yang mana untuk sepeda motor. Akan tetapi ada beberapa tukang parkir yang tidak mengerti dan semua kendaraan dapat parkir di pinggir jalan, bagi yang roda empat selalu bersudut. Alasannya jikalau bersudut, maka akan banyak ruang parkir dan semakin banyak yang parkir, semakin banyak penghasilannya.
4. Juru Parkir/Tukang Parkir tak berompi dan kadang-kadang musiman. Mereka banyak dijumpai di area-area pertokoan, perkantoran dan kampus. Entah bagaimana mereka bisa menjadi juru parkir karena kadang-kadang hanya bermodalkan peluit atau bahkan tidak, mereka berdiri di pintu keluar dan menagih uang parkir setiap kendaraan Rp 1000,00 atau lebih. Kalau memang mereka benar-benar mengatur parkir sih tidak mengapa dan ada jaminan kendaraan yang diparkir di sana, kalau tidak ya mereka cuma bisa bilang "siapa suruh parkir di sini gak pakekunci pengaman".
Masih banyak lagi fenomena yang ada dan mungkin di daerah anda juga demikian. Dari beberapa fenomena di atas, masih ada juga juru parkir atau tukang parkir teladan yang patut diacungi jempol. Mereka benar-benar mengatur posisi parkir dan paham letak parkir yang benar, membenarkan letak parkir untuk kendaraan roda dua, mau menutup kendaraan kita dengan kardus (untuk roda dua di bagian jok agar tidak panas, dan roda empat di kaca depan), dan bersedia memandu untuk meninggalkan area parkir dengan sigap, bukan cuma teriak "Teroooss-Terooooss". Kalau semua tukang parkir dapat berbuat demikian, kita memberikan uang lebih dari Rp 1000,00 pun sepertinya layak. Wallahualam Bisawab
0 comments:
Post a Comment
Kritik, Saran, dan Komentar anda sangat kami butuhkan demi kemajuan blog ini, terima kasih telah berpartisipasi.